Siapa yang salah ?

“Nduk, jangan sering-sering makan daging, hawatir daging gelonggongan”. Nenekku selalu saja sewot tiap aku akan kembali -ke kota orang-..

“Nasi goreng kaki lima juga ndak baik, El.. banyak mecinnya”. Kali ini saudaraku juga menimpali argumen nenekku..

“Tuh liat di TV, banyak mie godok dicampur melamin”. Kayaknya bapak ndak mau kalah saing deeh..

“Bukan Cuma mie godok, tapi bakso  dan makanan cepat lainnya juga banyak yang mengandung melamin”. Hemmff.. Akhirnya ibu juga angkat bicara..

“Apalagi, baru-baru ini aku  dengar, banyak saos yang diolah dari bahan-bahan yang sudah busuk bahkan sudah ada belatungnya”. Lagi-lagi sodaraku nambah argumen..

Aku hanya tanggapi mereka dengan sesekali mengaggukan kepala..

Dari belakangku, ibu menunjuk artikel koran yang tadi ia beli di pinggiran pasar Paiton “Air mineral mengandung borax”

Aaahhh.. kali ini aku mnjawab, “iya.. iyaa.. aku hati-hati kok..!!”

Aku tau betapa bodohnya jika aku mau mengkonsumsi bahan tak layak itu..

Baru saja aku berniat untuk memilih tahu-tempe sebagai pilihan sehat buat aku konsumsi.. ehh, malah dapet sms dari temenku, gini nih katanya.. “tak sedikit tahu-tempe yang mengandung formalin untuk menjaga keawetannya”

Ya Tuhaan..!! lalu mau aku isi apa perutku ini..?!?

…

Semua menggilai uang..!!!

Melakukan banyak cara demi seratus rupiah..

Tak heran jika anak  bangsa makin hari kian bodoh saja..

Ahhhh.. benar-benar memuakkan..

Ingin aku menyalahkan..!! tapi pada siapa ??

Pada “tahu-tempe” di pasar Dinoyo..??
atau.. pada perutku yang selalu mengeluh jika tak buncit..??

**Hanya sekedar curhat (13.20  WIB)

Di kamar kost (Dinoyo, Malang), 6  April  2012

Laili Nurilliya