Lantas,
aku terjatuh di atas kerikil tajam.
Tumitku
perih, tanganku basah akan darah.
Aku
mengutuk diriku karena tak sanggup untuk berdiri.
Mataku
berkaca-kaca, tak kuat menahan sakit.
Hingga,
aku terkejut.
Seutas
tangan terjulur ikhlas di hadapanku, seakan menunggu untuk kugapai dengan
tanganku yang berlumur darah.
Ia
menarikku perlahan, hingga aku bangkit dan tersenyum kembali.
Taukah
kau apa yang kuharap saat itu?
Aku
berharap, tangan itu adalah milikmu.. ^_^
**Original text : (Malam hari)
Nurul Jadid, 4 Agustus 2009
**Edited : (22.36 WIB)
Di kamar (Kotaanyar, Probolinggo), 9 Agustus 2012
Laili Nurilliya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar