Lantas,
aku terjatuh di atas kerikil tajam.
Tumitku
perih, tanganku basah akan darah.
Aku
mengutuk diriku karena tak sanggup untuk berdiri.
Mataku
berkaca-kaca, tak kuat menahan sakit.
Hingga,
aku terkejut.
Seutas
tangan terjulur ikhlas di hadapanku, seakan menunggu untuk kugapai dengan
tanganku yang berlumur darah.